A.
Tanda-tanda Kecil (‘Alamah Sughra)
1. Diutusnya Rasulullah S.A.W. [1]
2. Terbelahnya bulan sebagai Mukjizat Rasulullah S.A.W. [2]
3. Wafatnya Rasulullah S.A.W. [3]
4. Penaklukan Baitul Maqdis. [4]
5. Merebaknya penyakit yang berbahaya. [5]
6. Terbunuhnya Umar bin Khattab R.A. [6]
7. Terbunuhnya Utsman bin ‘Affan R.A. [7]
8. Peristiwa Perang Jamal. [8]
9. Peristiwa Perang Shiffin. [9]
10. Fitnah Khawarij dan Perang Nahrawan. [10]
11. Penyerahan kekuasaan dari tangan Hasan bin Ali bin Abi
Thalib R.A.huma kepada Mu’awiyah Bin
Abi Sufyan R.A. [11]
12. Fitnah Tatar dan serangan Turki. [12]
13. Munculnya para Dajjal yang mengaku nabi. [13]
14. Penaklukan Madain, Ibu Kota Persia. [14]
15. Situasi di jalan-jalan [15] kelihatan aman. [16]
16. Harta melimpah ruah. [17]
17. Terhapusnya jizyah dan pajak. [18]
18. Api yang keluar dari Hijaz sehingga menerangi leher-leher
unta di Busra. [19]
19. Bencana Al-Khasaf [20], Al-Qadzaf [21] dan Al-Maskh [22]
menjelang kiamat. [23]
20. Runtuhnya Kekaisaran Persia dan Romawi. [24]
21. Sampainya agama sebagaimana sampainya malam dan siang, serta
penaklukan Roma. [25]
B.
Tanda-Tanda Kiamat Pertengahan (‘Alamah Wustha)
1) Tanda-Tanda
Yang Sudah Muncul Namun Sebagiannya Akan Terulang Kembali
1. Datangnya berbagai fitnah [26]
2. Meluasnya perdagangan, salam hanya kepada yang dikenali dan
putusnya silaturrahim [27]
3. Hamba sahaya wanita melahirkan tuannya [28]
4. Konspirasi bangsa-bangsa terhadap umat Islam [29]
2) Tanda-Tanda Yang Akan Muncul Pada Zaman
Kita dan Kebanyakan Peristiwanya Kita Alami
1. Wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang [30]
2. Menghiasi masjid dan berbangga-bangga dengannya [31]
3. Berlumba-loumba meninggikan bangunan [32]
4. Harta melimpah ruah [33]
5. Memakan harta riba [34]
6. Amanah disia-siakan [35]
7. Meniru perilaku orang-orang kafir [36]
8. Dihalalkannya sutera, khamar dan zina [37]
9. Tersebarnya buku, tulisan dan pena [38]
10. Mati tiba-tiba [39]
11. Pasar-pasar (pusat perdagangan dan perbelanjaan) berdekatan [40]
12. Para orang tua menyerupai pemuda [41]
13. Banyaknya pembohongan dan kesaksian palsu [42]
14. Kebenaran mimpi orang mukmin [43]
3) Tanda-Tanda Yang Akan Muncul Pada Masa Yang
Akan Datang dan Diantaranya Sangat Hampir Dengan Tanda-Tanda Kubra
1. Orang yang berpegang pada agama bagaikan memegang bara api [44]
2. Berlakunya permusuhan dalam hati [45]
3. Jazirah Arab penuh dengan taman-taman dan sungai-sungai [46]
4. Ilmu digunakan untuk mencari harta dan Al-Quran digunakan
untuk perdagangan [47]
5. Munculnya kebodohan manusia dan saling menolak menjadi imam
shalat [48]
6. Munculnya pemimpin-pemimpin bodoh [49]
7. Munculnya polisi-polisi akhir zaman yang kejam dengan manusia
[50]
8. Turunnya cobaan dan siksaan berat dari penguasa zalim [51]
9. Seseorang berangan-angan untuk mati [52]
10. Petang beriman, pagi menjadi kafir kembali [53]
11. Sungai Eufrat kering dan menyingkap gunung emas atau
timbunan emas [54]
12. Luka’ bin Luka’ [55] menjadi manusia paling bahagia [56]
13. Fitnah dahsyat yang membinasakan bangsa Arab [57]
14. Sujud sekali kepada Allah lebih baik daripada dunia dan
seisinya [58]
15. Munculnya seorang lelaki dari Qahthan [59] yang dipatuhi
manusia[60]
16. Muncul berbagai fitnah: Ahlas, [61] Sarra’, [62] Makar, [63]
dan Duhaima’ [64]
17. Bumi mengeluarkan kekayaannya yang terpendam [65]
18. Kaum muslimin akan memerangi Yahudi dan mengalahkan mereka [66]
19. Jumlah wanita lebih banyak daripada jumlah laki-laki [67]
20. Merebaknya zina dan perbuatan keji [68]
21. Banyak kematian, gempa dan hujan [69]
22. Binatang buas dan benda mati dapat berbicara [70]
23. Ditenggelamkannya pasukan yang hendak menyerang Madinah [71]
24. Bulan kelihatan membesar [72]
C.
Tanda-Tanda Kiamat Besar (‘Alamah Kubra)
1. Munculnya Al-Mahdi dan kekhalifahannya [73]
2. Al-Malhamah Al-Kubra (Perang Dunia Ke-3/ Armageddon) dan
penaklukan Konstantinopel (Istanbul) [74]
3. Keluarnya Al-Masih Ad-Dajjal [75]
4. Turunnya Nabi Isa bin Maryam A.S. [76]
5. Keluarnya Yakjuj dan Makjuj [77]
6. Munculnya asap (Ad-Dukhan) [78]
7. Terbitnya matahari dari sebelah barat [79]
8. Keluarnya haiwan melata yang dapat berbicara[80]
9. Islam menjadi asing dan Mushaf Al-Quran diangkat oleh Allah
S.W.T [81]
10. Penghancuran Ka’bah [82]
11. Terjadinya tiga gerhana matahari, di timur, barat dan
Jazirah Arab [83]
12. Hembusan angin lembut yang mencabut roh orang-orang mukmin [84]
13. Keluarnya api dari Pusat Kota Adn yang menggiring manusia menuju
bumi mahsyar di Negeri Syam [85]
# RUJUKAN #
[1] (HR. Al-Bukhari, Muslim dan At-Tirmidzi, Jamiul Ushul:
X/384), HR. Ahmad dalam Musnadnya dan Al-Hakim dalam Al-Kunya) dan (HR.
At-Tirmidzi).
[2] (HR. Muslim dalam Shahihnya no. 2800), (HR. Muslim dalam
Shahihnya no. 2822) dan (HR. Muslim no. 2801).
[3] (HR. Al-Bukhari no. 7927 dalam Shahihnya dan dalam Jami’ul
Ushul: X/412).
[4] (HR. Al-Bukhari no. 7927 dalam Shahihnya dan dalam Jami’ul
Ushul: X/412).
[5] (HR. Al-Bukhari no. 7927 dalam Shahihnya dan dalam Jami’ul
Ushul: X/412) dan (HR. Ahmad).
[6] (HR. Al-Bukhari dalam Shahihnya).
[7] (HR. Al-Hakim) dan (HR. Al-Hakim dan beliau menshahihkannya,
serta Al-Baihaqi).
[8] (HR. Al-Hakim dan beliau menshahihkannya), (HR. Ahmad dan
Al-Hakim) dan (HR. Al-Bazzar dan Ibnu Abi Syaibah dengan sanad rijalnya yang
tsiqah).
[9] (HR. Al-Bukhari no. 2498) dan (HR. Muslim, Mukhtasar Muslim
(2006) “Ammar dibunuh oleh kelompok pemberontak).”
[10] (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dalam Mustadrak Al-Hakim dan
dalam Musnad Imam Ahmad (Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir no. 213) dan (HR.
Al-Bukhari dan Muslim).
[11] (HR. Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya no. 20552) dan (HR.
Ibnu Abi Syaibah).
[12] (HR. Imam Yang Enam, kecuali An-Nasa’i) dan (HR. Al-Bukhari
dalam Shahihnya).
[13] (HR. Muslim dalam Kitab Al-Fitan, Mukhtasar Muslim no.
2023), (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban), (HR. Ahmad dan At-Thabrani)
dan (HR. At-Thabrani no. 1999 dan dalam Silsilah Al-Ahadis Ash-Shahihah no. 69).
[14] (HR. Adi bin Hatim RA).
[15] Dalam Hadits Riwayat Ahmad disebutkan perjalanan dari Hijaz
ke Iraq, dalam riwayat yang lain perjalanan antara Iraq dan Mekah.
[16] (HR. Ahmad dalam Musnadnya)
[17] (HR. Al-Bukhari dalam Kitab Al-Fitan, Mukhtasar Al-Bukhari
no. 2198) dan (HR. Muslim, Mukhtasar Muslim no. 2036).
[18] (Shahih Muslim no. 2896).
[19] (HR. Muslim no. 2011).
[20] Al-Khasaf bermaksud Allah SWT membenamkan permukaan bumi
sehingga masuk sampai kedalamannya, dan tidak ada yang mengetahui jauhnya
selain Allah SWT.
[21] Al-Qadzaf bermaksud bumi akan menyemburkan segala sesuatu
yang melelehkan dari dalamnya, baik berupa lahar, larva, api dan sebagainya.
[22] Al-Maskh bermaksud Allah SWT akan mengubah suatu kaum atau
sekelompok orang yang menghalalkan apa yang diharamkan Allah SWT menjadi
sesuatu yang dikehendaki-Nya seperti monyet, babi dan sebagainya.
[23] (HR. Ibnu Majah dalam Sunan-nya), (HR. At-Tirmidzi dalam
Sunan-nya), (HR. At-Tirmidzi dan beliau berkata: “Hadits Shahih,” Al-Jami’
Ash-Shaghir no. 4119) dan (Jami’ Al-Ushul: X-411 (7926) dan tambahannya ada
dalam Al-Jami’ Ash-Shaghir yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi).
[24] (HR. Al-Bukhari no. 3618) dan (Shahih Muslim no. 2869).
[25] (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya dan dikeluarkan pula oleh
Al-Bani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah) dan (HR. Ahmad, Ad-Darami dan
Al-Hakim).
[26] (HR. Ibnu Majah no. 3963), (HR. At-Tirmidzi dalam Sunannya
no. 2205, dan beliau berkata: “hasan shahih),” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya
no. 6706), (HR. Ibnu Majah no. 4039), (HR. Ahmad, Silsilah
Al-Ahadits Ash-Shahihah, Al-Albani:
IV/2231), (HR. Muslim, Mukhtasar Muslim no. 1989), (HR. Muslim dalam Kitab
Al-Fitan, Bab Nuzul Al-Fitnah Nahwasy Syarqi, Mukhtasar Muslim no 1997) dan
(HR. Al-Bukhari dan Muslim, Misykah Al-Mashabih: 111/21).
[27] (HR. Ahmad, Silsilah Ahadits Ash-Shahihah no. 6872), dan
(HR. Imam Ahmad dalam Musnadnya no. 6872).
[28] (HR. Al-Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907) dan (Hadits yang
dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya: 318-319).
[29] (HR. Abu daud, Ibnu Asakir, Ahmad dalam Musnad-nya, Abu
Nu’aim dalam Al-Hilyah, serta disebutkan Al-Albani dalam Silsilah
Al-Ahadits Ash-Shahihah: II/684 (958) dan (HR. Muslim dalam
Shahihnya no. 2289).
[30] (Shahih Muslim no. 2128).
[31] (HR. Abu Daud, Ahmad dalam Musnadnya, Ad-Darimi, dan telah
diriwayatkan dalam Shahih Al-Jami’: 5771) dan (Tartib Ahadits Al-Jami’
Ash-Shaghir dan penambahannya: I/234 (1), bab Bina’ Al-Masjid).
[32] (dikeluarkan Imam Ahmad dalam Musnad-nya: 318-319, dan
disebutkan pula oleh Al-Albani dalam Silsilah Ahadits Ash-Shahihah: 1345).
[33] (HR. Al-Bukhari dalam Shahihnya, kitab Al-Jihad).
[34] (HR. Al-Hakim dalam Mustadraknya. Hadits ini shahih menurut
syarat Al-Bukhari dan Muslim, Al-Mustadrak: 11/11).
[35] (Silsilah Ahadits Ash-Shahihah: IV/9 (1505).
[36] (HR. Al-Bukhari, Mukhtasar Al-Bukhari no. 2216) dan (HR.
Imam Ahmad dalam Musnadnya no. 8791).
[37] (HR. At-Tirmidzi, Jami’ Al-Wustha no. 7456), (HR.
At-Tirmidzi dalam Sunannya no. 2217) dan (HR. Ibnu Majah no. 3386).
[38] (HR. Imam Ahmad no. 3870). Pena bermaksud tersebarnya ilmu
pengetahuan seperti banyaknya buku-buku, karya-karya ilmiah, fotokopi, media
masa, elektronik, internet dan sebagainya.
[39] (HR. At-Thabrani, Shahih Al-Jami’ no. 5775).
[40] (HR. Imam Ahmad dalam Musnad-nya, Majma’ Az-Zawaid: VII)
[41] (HR. Ahmad dalam Musnad-nya no. 247, beliau berkata:
“Hadits Shahih),” dan (HR. Muslim, Mukhtasar Muslim hlm. 360, no. 1347).
[42] (HR. Muslim dan Ahmad), (HR. Muslim, Mukhtasar Muslim no.
2024), (HR. Imam Ahmad dalam Musnad-nya no. 3870).
[43] (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, At-Tirmidzi, dan Abu Dawud.
No. Hadits pada riwayat Muslim ialah 1519, dalam Mukhtasarnya), (HR. Muslim,
Mukhtasar Muslim no. 152), dan (HR. Al-Bukhari, Mukhtasar Al-Bukhari no. 2178).
[44] (HR. At-Tirmidzi, beliau berkata: “Hadits Hasan Gharib).”
[45] (HR. Imam Ahmad dalam Musnad-nya: V/389).
[46] (HR. Imam Ahmad dalam Musnad-nya no. 8819).
[47] (HR. Ad-Dailami).
[48] (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, dan beliau berkata:
“Shahih atas syarat Syaikhani”: IV/442) dan (HR. Abu Dawud, Jami’ Al-Ushul no.
7908).
[49] (HR. Al-hakim dalam Al-Mustadrak: IV/424, beliau berkata:
Hadits yang isnadnya shahih).”
[50] (Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, Al-Albani no. 1893), (HR. Imam Ahmad
dalam Musnad-nya no. 8059) dan (Shahih
Muslim no. 2128).
[51] (HR. Al-Hakim, dan ini ialah hadits yang shahih isnadnya
atas syarat Syaikhani, Al-Mustadrak: IV/465).
[52] (HR. Syaikhani, Al-Lu’lu’ Wal-Marjan: V/235).
[53] (HR. At-Tirmidzi, dan beliau berkata: “Hadits Hasan
Shahih).”
[54] (HR. Al-Bukhari dan Muslim, Al-Lu’lu’ Wal-marjan Fima
Ittafaqa ‘Alaihi Asy-Syaikani), (HR. Imam Ahmad dalam Musnad-nya no.
9356). (HR. Imam Ahmad dalam Musnad-nya no. 8048) dan (Shahih
Muslim no. 2295).
[55] Luka’ bin Luka’ adalah kinayah (kata kiasan) bagi seorang
yang buruk nasabnya, kedudukannya, akhlaknya dan agamanya (sampah masyarakat).
[56] (HR. At-Tirmidzi, Shahih al-Jami’ Ash-Shaghir, As-Suyuthi
no. 7308, dan beliau berkata: “Hasan Shahih).”
[57] (HR. Al-Bukhari dan At-Tirmidzi. Dikeluarkan pula oleh
Ahmad dalam Musnad-nya no. 6980), dan (HR. Ahmad dalam Musnad-nya no. 6964,
juga diriwayatkan oleh Al-Hakim dan beliau berkata: “Shahih atas syarat
Muslim).”
[58] (Mawariduzh-Zham’an bi Zawaid Ibnu Hibban no. 1888, dan
diriwayatkan dengan sanad shahih sebagaimana perkataan Al-Haitsami).
[59] Akan berlaku jika berlaku perubahan zaman, sebagaimana
Al-Bukhari menyebutkan hadits tersebut dalam bab Berubahnya Zaman.
[60] (HR. Syaikhani, dan Ahmad dalam Musnad-nya no. 9395).
[61] Rasulullah SAW menjelaskan bahwa Ahlas ialah fitnah dimana
manusia bercerai-berai dan perampasan harta. Ahlas ialah bentuk jamak dari hilsun, yang berarti pelana kuda yang
senantiasa berada di punggung kuda. Ahlas diibaratkan sebagai fitnah yang
berterusan sebagaimana pelana kuda senantiasa berada di punggung kuda.
[62] Sarra’ ialah petaka kesenangan
[63] Seseorang yang mengaku sebagai ahli bait akan dibaiat,
padahal orang tersebut adalah ahli maksiat.
[64] (HR. Abu Dawud, Al-hakim, Imam Ahmad dalam Musnadnya, dan
disebutkan pula oleh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah).
Duhaima’ ialah
fitnah yang akan menyerang seluruh umat manusia secara tiba-tiba dengan
kejahatannya, apinya, dan bencananya.
[65] (HR. Muslim no. 1012).
[66] (QS. Al-Israa’ 17: 7), (HR. Al-Bukhari dan Muslim, jami’
Al-Ushul no. 7876), dan (HR. Al-Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi dan beliau
berkata: “Hadits Hasan Shahih).”
[67] (HR. Al-Bukhari, bab Ma Ja’a fi Raf’il Ilmi wa Zhuhur
Al-Jahli, Mukhtasar Al_bukhari no. 71, diriwayatkan juga oleh At-Tirmidzi no.
2301).
[68] (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak dan beliau berkata:
“Hadits Shahih Isnadnya”: IV/495), (HR. At-Thabrani dan Al-Hakim) dan (HR.
Al-Baihaqi, Ad-Daruquthni, dan Ibnu Hajar).
[69] (HR Al-Hakim dalam Al-Mustadrak no. 444) dan (HR. Imam
Ahmad dalam Musnad-nya no. 7554).
[70] (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, Al-Hakim, At-Tirmidzi, dan beliau
berkata: “Hadits Hasan Shahih,” Tuhfatul Ahwadzi no. 2272).
[71] (HR. Muslim dalam kitab Al-Fitan, bab Fi Khasafi bil
Jaisyil-ladzi Yaummal Baita, Mukhtasar Muslim, hlm. 538, no. 2030).
[72] (Disebutkan oleh As-Suyuthi dalam Al-Jami’ Ash-Shaghir:
V/214 (5775), dan disebutkan pula oleh Al-Qurthubi dalam At-Tadzkirah, hlm.
648).
[73] (HR. At-Tirmidzi dan Abu Dawud), (HR. Abu Dawud dalm Shahih
Al-Jami’ Ash-Shaghir,VI/70, hadits no. 5180, Al-Albani mengatakan
hadits ini shahih: IV/165), (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dalam Shahih
Al-Jami’ Ash-Shaghir: VI/22,
Al-Albani mengatakan bahawa hadits ini shahih), (HR. Al-Hakim dalam
Al-Mustadrak dan dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir: VI/22, Al-Albani mengatakan bahawa hadits ini
shahih), (HR. Muslim, Mukhtasar Muslim, no. 2036), (HR. Ahmad dan Ibnu Majah
dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir: VI/22,Al-Albani mengatakan
bahawa hadits ini shahih), (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, Hadits ini shahih
sesuai dengan syarat Al-Bukhari, Shahih Muslim: IV/502), (HR. Ibnu Majah dalam Sunan
Ibnu Majah, kitab Al-Fitan, bab
Keluarnya Dajjal), (HR. Imam Ahmad, Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al-Bazzar, Ibnu Adi
dan Nu’aim), 9HR. Al-Bukhari dalam Mukhtsar Al-Bukhari, hlm. 324, no. 1440) dan
(HR. Muslim di dalam Shahihnya, hlm. 75, no. 247).
[74] (HR. Muslim dalam Shahih Muslim, IV/2221, hadits no. 2897), (HR. Muslim
dan Ahmad), (HR. Muslim dalam Shahih Muslim, IV/2223, hadits no. 2899), (HR. Muslim
dalamShahih Muslim, IV/2238, no hadits 2920), (HR. Abu
Dawud dalam Mukhtasar Sunan Abu Dawud, hadits no. 1426), (HR. Abu Dawud dalam
Mukhtasar Sunan Abu Dawud, hadits no. 4130), (HR. Abu Dawud dalam Mukhtasar
Sunan Abu Dawud, hadits no. 4128) dan (HR. As-Sayuthi dalam Kitab Jami’
Al-Kabir dengan matan yang panjang).
[75] (HR. Muslim dalam Mukhtasar Muslim, no. 2058), (HR.
Al-Bukhari dalam Silsilah Al-ahadit Ash-Shahihah, Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani,
no. 1836), (HR. At-Tirmidzi dan beliau menshahihkannya), (HR. Al-Bukhari dalam Fath
Al-Bahri, 90/13), HR.
Ahmad di dalam Musnadnya dan Abu Dawud dalam Sunannya. HAdits tersebut juga
disebutkan di dalam Al-Jami’ Adh-Shaghir, no. 2455). dan banyak lagi hadits
shahih yang menjelaskan tentang kemunculannya.
[76] (QS. Ali ‘Imran {4}: 55), (QS. Az-Zukhruf {43}: 61), (QS.
An-Nisaa’ {4}: 159), (HR. Muslim), (HR. Al-Bukhari dalam Al-Mukhtasar
Al-Bukhari, no.
1440), (HR. Muslim dalam Mukhtasar Muslim, no. 2061) dan banyak lagi hadits
shahih yang menerangkannya.
[77] (QS. Al-Anbiyaa’ {21}: 96-97), HR. Al-Bukhari dalm
Mukhtasar Al-Bukhari, no. 1405), (Tafsir Ibnu Katsir, Surah Al-Kahfi), (HR.
Ahmad dalam Musnad Imam Ahmad: V/271), (HR. Muslim dalam Shahih
Muslim: IV/2254, no. 2937) dan banyak lagi hadits shahih yang menerangkannya.
[78] (QS. Ad-Dukhan {44}: 10), (HR. Muslim {4/2225}, no.
2900) dan (HR. Ath-Thabrani dan Ibnu Jarir dengan isnad yang baik).
[79] (HR. Muslim {4/2225}, no. 2900), (HR. Al-Bukhari, Muslim
dan Ahmad Fath Al-Barri, XI/352, Shahih Muslim no. 157, Musnad Ahmad: 11/312)
dan banyak lagi Hadits Shahih yang menerangkannya.
[80] (QS. An-Naml {27}: 82), (HR. Ahmad dalam Musnad
Ahmad, 11/201)
[81] (HR. Ibnu Majah dalam Sunan Ibnu Majah, no. 4049), (HR.
Ibnu Majah dan Al-Hakim dalam Silsilah Al-Ahadit Ash-Shahihah, no. 2949), (HR. Ad-Dailami dalam Sunan
Ad-Dailami, no. 8848) dan (HR. Ad-Dailami dalam Sunan Ad-Dailami, no. 7713).
[82] (HR. Al-Bukhari dan Muslim dalam Shahih
Al-Bukhari no. 1596
dan Shahih Muslim no. 2909), (HR. Ahmad dalam Musnad
Ahmad no. 2/220),
(HR. Al-Bukhari dalam Shahih Al-Bukhari no. 1595) dan (HR. Al-Hakim dalam
Al-Mustadrak, 4/453 dan beliau mengatakan bahwa hadits ini shahih sesuai syarat
Syaikhani).
[83] (HR. Muslim dalam Shahih Muslim, kitab Al-Fitan, hadits no.
2901), (HR. At-Tirmidzi dalam Jami’ Al-Ushul, hadits no. 7933) dan (HR.
Ath-Thabrani dalam Al-Ausath Majma’ Az-Zawaid: 8/11).
[84] (HR. Muslimdalam Shahih Muslim no. 2949), (HR. Muslimdalam
Shahih Muslim no. 7915, (HR. Muslimdalam Shahih Muslim no. 2937), dan (HR.
Al-Bukhari dalam An-Nihayah,Ibnu Katsir:
1/186).
[85] (HR. Muslim dalam Shahih Muslim, kitab Al-Fitan, {4/2225),
hadits no. 2900 dan 2901).
(Dipetik dari: Kitab "Asyrath As-Sa'ah,
Al-'Alamah Ash-Sughra, Wal-Wustha, Wal-Kubra." Karangan Mahir
Ahmad As-Sufi).